A. JARINGAN TUMBUHAN
Jaringan-jaringan
pada tumbuhan ada yang bersifat meristematis, yaitu jaringan muda
yang masih aktif membelah dan ada juga yang bersifat permanen,
yaitu jaringan dewasa yang tidak membelah.
1. Jaringan Meristem
Jika
diperhatikan, tumbuhan dewasa tidak langsung menjadi besar dengan tiba-tiba.
Pertumbuhannya dimulai dari kecil, kemudian seiring bertambahnya waktu, maka
dia akan bertambah besar. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Ketika belajar di
SMP/MTs, Anda pernah mendapatkan materi pelajaran tentang jaringan
meristem. Coba ingat kembali tentang jaringan meristem itu!
Untuk membuktikan kerja dari jaringan meristem
tumbuhan, Anda dapat mengamati tumbuh-tumbuhan di sekitar rumah atau
lingkungan! Jika Anda amati, ternyata tanaman itu semakin hari akan bertambah
tinggi atau panjang dan besar. Tahukah Anda, apakah penyebabnya? Pertumbuhan
tinggi dan besar ini disebabkan adanya aktivitas pembelahan pada jaringan
tumbuhan. Jaringan yang aktif membelah ini disebut jaringan meristem.
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara
lain, terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada
jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel, di antaranya
sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal
dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak
sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel
meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada.
Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai
kriteria, antara lain berdasarkan letaknya dan terjadinya. Untuk selanjutnya
akan dibahas pada uraian di bawah ini.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.
a. Meristem Ujung (Apikal)
Meristem
ujung (apikal) merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh sel-sel initial
yangberada pada ujung-ujung dari alat-alat tumbuhan. Dengan adanya meristem
ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang. Meristem ini dapat Anda lihat
pada Gambar 2.2.
b. Meristem Samping (Lateral)
Meristem
lateral merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh selsel initial yang
terletak antara bagian alat-alat tumbuhan (antara jaringanjaringan dewasa).
Akibat aktivitas meristem ini tumbuhan akan mengalami penambahan besar ke samping.
Coba Anda sebutkan tumbuhan apa saja di sekitar Anda yang dapat mengalami
pertumbuhan membesar pada batangnya. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 2.3!
Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem
dibedakan menjadi dua.
a. Meristem Primer
Meristem
primer merupakan jaringan muda yang berasal dari sel-sel initial yang disebut
promeristem. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Haberlandt,
promeristem akan berkembang menjadi protoderm, prokambium, dan meristem dasar.
Protoderm akan berdeferensiasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan
berdeferensiasi menjadi sistem jaringan pengangkut, sedangkan meristem dasar
akan berkembang menjadi parenkim (jaringan dasar).
Meristem primer terletak pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Menurut Hanstein, pada bagian ujung akar dibagi menjadi tiga daerah, yaitu :
Meristem primer terletak pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Menurut Hanstein, pada bagian ujung akar dibagi menjadi tiga daerah, yaitu :
1. dermatogen yang akan berkembang menjadi epidermis;
2. periblem yang akan berkembang menjadi korteks;
3. pleron yang akan berkembang menjadi stele.
Meristem
pada ujung batang menurut Schmidt dibagi menjadi dua bagian.
1) Korpus
Bagian
ini merupakan bagian pusat dari titik tumbuh, yang memiliki area yang luas dan
sel-selnya relatif besar. Sel-sel pada bagian korpus ini akan membelah secara
tak beraturan.
2) Tunika
2) Tunika
Bagian
ini merupakan bagian paling luar dari titik tumbuh. Tunika terdiri atas satu
atau beberapa lapis sel, dengan sel-sel yang relatif kecil dan mengalami
pembelahan ke samping (ke arah lateral).
b. Meristem Sekunder
Meristem
ini berasal dari jaringan dewasa dan selanjutnya berubah menjadi meristematis.
Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma yang di bagian tengahnya
terdapat vakuola. Contohnya, kambium dan kambium gabus. Kambium dijumpai di
dalam batang dan akar dari tumbuhan golongan dikotil dan Gymnospermae, serta
beberapa tumbuhan dari golongan monokotil (Agave, Aloe, Jucca, dan Draceana).
Kambium gabus terdapat pada kulit batang tumbuhan dan dapat membentuk jaringan
gabus yang sukar dilalui air.
2. Jaringan
Permanen/Dewasa
Jaringan
permanen (dewasa) merupakan jaringan yang tidak aktif membelah lagi dan sudah
mengalami diferensiasi. Jaringan ini mempunyai ukuran yang relatif besar
dibandingkan sel-sel meristem. Jaringan permanen memiliki vakuola yang besar
sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding
sel. Sel-selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya, dan
di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
a. Epidermis
Jaringan
epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar,
batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel
saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang
memanjang, berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun
sangat rapat sehingga tidak terdapat ruanganruangan antarsel. Epidermis
merupakan sel hidup karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah
sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida.
Penebalan-penebalan yang terjadi pada membran sel epidermis biasanya merupakan penebalan sekunder yang terdiri atas selulosa yang berwujud sebagai garis-garis lamela. Pada tanaman kering (xerophita), penebalan tidak hanya mengandung selulosa saja, tetapi juga mengandung zat kitin. Selain itu, pada membran sel yang saling berhadapan dengan udara lingkungannya, umumnya penebalan semakin tebal karena adanya lapisan kutikula sehingga sel-sel epidermisnya menjadi sulit untuk dilalui air dan penguapan menjadi terbatas. Pada tumbuhan air (hidrophita), membran selnya tidak mengandung zat kitin maupun kutikula, kadang-kadang mengandung lemak dan damar.
Penebalan-penebalan yang terjadi pada membran sel epidermis biasanya merupakan penebalan sekunder yang terdiri atas selulosa yang berwujud sebagai garis-garis lamela. Pada tanaman kering (xerophita), penebalan tidak hanya mengandung selulosa saja, tetapi juga mengandung zat kitin. Selain itu, pada membran sel yang saling berhadapan dengan udara lingkungannya, umumnya penebalan semakin tebal karena adanya lapisan kutikula sehingga sel-sel epidermisnya menjadi sulit untuk dilalui air dan penguapan menjadi terbatas. Pada tumbuhan air (hidrophita), membran selnya tidak mengandung zat kitin maupun kutikula, kadang-kadang mengandung lemak dan damar.
Pada tumbuhan tertentu, lapisan epidermis selain
mengandung kutikula juga mengandung lapisan lilin yang tidak dapat ditembus
air. Pada tumbuhan golonganGramineae, Cyperaceae, Equistinae, memiliki
permukaan yang keras dan kaku. Ini disebabkan adanya zat-zat karbonat dan
kersik pada sel-sel epidermis. Pada tumbuhanFicus elastica terdapat
hidrodermis yang bisa berfungsi sebagai tempat penyimpanan air.
Sel-sel initial epidermis sebagian dapat
berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang sering disebut derivat
epidermis, seperti stomata, trikoma, dan sel kipas.
1) Stomata
Stomata
adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua tumbuhan
yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak pada
daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel
tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik
yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup
dapat terletak sama tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau
lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari
permukaan epidermis (menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya
berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan
rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel penutup
berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing di samping
sebuah sel penutup. Untuk memahami struktur stomata, Anda dapat melihatnya pada
Gambar 2.5!
Tipe stomata pada dikotil berdasarkan susunan sel epidermis yang
berdekatan dengan sel tetangga ada 5
yaitu sbb:
1. Anomositik/Ranunculaceous yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel
tertentu yang tidak berbeda dengan epidermis yang lain dalam bentuk maupun
ukurannya. Terdapat padaRanunculaceae,
Capparidaceae,
Cucurbitaceae dll.
2. Anisositik/Cruciferous yaitu setiap sel penutup dikelilingi
oleh 3 sel tetangga yang ukurannya tidak sama, terdapat pada Cruciferae,
Solanaceae
3. Parasitik/Rubiaceous yaitu tiap sel penjaga bergabung dengan
satu atau lebih sel tetangga, sumbu membujurnya sejajar dengan sumbu sel
tetangga dan apertur ,terdapat pada Rubiaceae dan Magnoliaceae.
4. Diasitik/Cariophyllaceus yaitu
setiap sel penutup dikelilingi oleh dua sel tetangga dengan dinding sel
yang membentuk sudut siku-siku terhadap sumbu membujur stoma, terdapat pada
Cariophyllaceae dan Acanthaceae.
5. Aktinositik yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh sel
tetangga yang menyebar dalam radius
2) Trikoma
Trikoma terdiri atas sel
tunggal atau banyak sel. Struktur yang menyerupai trikoma, tetapi tidak besar dan terbentuk
dari jaringan epidermis atau di bawah epidermis
disebut emergensia, sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele disebut spina.
Peranan trikoma bagi tumbuhan, antara lain sebagai berikut.
- Pada daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan dan manusia, meneruskan rangsang.
Peranan trikoma bagi tumbuhan, antara lain sebagai berikut.
- Pada daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan dan manusia, meneruskan rangsang.
-
Pada bunga (nektaria) mengeluarkan madu untuk menarik serangga
membantunpenyerbukan.
-
Pada biji untuk mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji, menyerap air
sehingga biji menjadi lekas berkecambah dan tumbuh.
-
Pada batang untuk mjengurangi penguapan dan untuk memanjat (kaktus, rotan).
Trikoma dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Trikoma Glanduler
Trikoma
glanduler merupakan trikoma yang dapat menghasilkan sekret. Trikoma glanduler
dapat bersel satu atau banyak. Tumbuhan yang memiliki trikoma glanduler,
contohnya, tembakau (Nicotiana tabacum) yang terletak pada daunnya.
Macam-macam
trikoma glanduler antara lain:
1.
trikoma hidatoda,
terdiri atas sel tangkai dan beberapa sel kepala dan mengeluarkan larutan yang
berisi asam organik;
2.
kelenjar madu, berupa
rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang kental dan mampu mengeluarkan
madu ke permukaan sel permukaan sel;
3.
kelenjar garam terdiri
atas sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang pendek.
4.
Rambut gatal, berupa sel
tunggal dengan pangkal berbentuk kantong dan ujung runcing. Isi sel menyebabkan
rasa gatal.
b) Trikoma Nonglanduler
Trikoma ini tidak
menghasilkan sekret. Macam-macam Trikoma nonglanduler, antara lain:
1. Rambut uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang tidak memipih, umum dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticium, Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium.
1. Rambut uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang tidak memipih, umum dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticium, Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium.
2. Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiselular dan
memipih nyata sekali. Contohnya pada Olea dan Cruciferae.
3. Rambut multiselular yang dapat berbentuk bintang atau
tempat lilin bercabang. Misalnya pada Styrak, Platanus, dan Verbacum.
4. Rambut kasar, trikoma kasar berserat, yang
dipangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang
berdampingan.
pada
daun Hibiscus tiliaceus terlihat adanya trikoma.
trikoma adalah rambut-rambut yang merupakan turunan/ derivat dari epidermis.
pada daun Hibiscus tiliaceus (waru) yang saya
amati, trikoma yang terlihat adalah jenis rambut bercabang dan tidak
menghasilkan sekret.
|
Untuk memahami struktur trikoma, perhatikan Gambar 2.6!
3.
Sel kipas
b. Parenkim
Untuk
mengamati jaringan parenkim, gunakan preparat yang telah Anda buat pada
Kegiatan Kelompok 1. Tentukan letak jaringan parenkim! Bagaimanakah bentuk dan
susunan selnya?Apakah parenkim mempunyai kloroplas? Identifikasikan ciri-ciri
dari jaringan parenkim! Gambarlah jaringan parenkim tersebut dan bandingkan
dengan Gambar 2.7!
Parenkim merupakan jaringan yang terbentuk atas sel hidup. Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar karena hampir pada setiap tumbuhan akan terdapat parenkim. Jaringan parenkim terdapat pada jaringanjaringan lain. Selain itu, jaringan parenkim disebut juga jaringan pemula karena pada tumbuhan primitif tubuhnya hanya terdiri atas sel-sel parenkim.
Jaringan parenkim memiliki membran sel yang tipis dan jarang mengandung lignin. Sel ini masih melakukan aktivitas hidup dan mempunyai vakuola yang berisi zat makanan. Jaringan parenkim memiliki kloroplas dan berbentuk poligonal dengan banyak ruang antarsel untuk pertukaran udara. Selain membentuk jaringan sederhana, sel parenkim merupakan komponen dari dua jaringan kompleks, yaitu xilem dan floem.
Beberapa organ tubuh tumbuhan yang mengandung jaringan parenkim adalah sebagai berikut.
1) Batang
Jaringan parenkim pada batang terdapat pada empulur dan di antara epidermis dan pembuluh angkut.
2) Akar
Jaringan parenkim pada akar juga terletak di antara epidermis dan pembuluh angkut sebagai korteks.
3) Mesofil daun
Jaringan parenkim pada mesofil daun kadang-kadang berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang.
4) Pembentuk daging buah
5) Pembentuk endosperma
Jaringan parenkim dibedakan berdasarkan fungsi dan bentuknya.
Macam-macam jaringan parenkim berdasarkan fungsinya, antara lain seperti berikut.
1) Parenkim Asimilasi (Klorenkim)
Parenkim asimilasi banyak mengandung klorofil sehingga dapat bermanfaat untuk proses fotosintesis.
2) Parenkim Udara (Aerenkim)
Pada parenkim udara terdapat ruang antarsel, fungsinya adalah untuk aerasi atau pertukaran gas pada tanaman air, yaitu untuk mengapung pada permukaan air.
3) Parenkim Air
Parenkim air berfungsi untuk menyimpan air. Parenkim ini dijumpai pada tumbuhan xerofit dan epifit. Contohnya, parenkim yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan Agave dan Aloe.
4) Parenkim Makanan
Parenkim ini berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Bisa terdapat pada akar, umbi, buah, dan batang. Makanan cadangan tersebut dapat berbentuk zat-zat padat, misalnya tepung, protein, lemak, dan tetestetes minyak
5) Parenkim Pengangkut
Jaringan parenkim pengangkut berguna sebagai alat pengangkut yang menghubungkan jaringan-jaringan sebelah luar dan dalam yang disebut dengan parenkim jari-jari empulur.
Berdasarkan bentuknya, parenkim dibedakan menjadi empat.
1. Parenkim palisade, merupakan parenkim penyusun
mesofil, kadang pada biji berbentuk sel panjang, tegak, mengandung banyak
kloroplas.
2. Parenkim bunga karang, juga merupakan parenkim
penyusun mesofil daun. Bentuk dan ukuran parenkim ini tak teratur dengan ruang
antarsel yang lebih besar.
3. Parenkim bintang, berbentuk seperti bintang
bersambungan ujungnya misalnya pada tangkai daun Canna sp.
4. Parenkim lipatan, dinding selnya mengadakan
lipatan ke arah dalam serta banyak mengandung kloroplas. Misalnya pada mesofil
daun pinus dan padi.
Coba
perhatikan bagian-bagian jaringan parenkim pada Gambar 2.8 berikut!
c. Jaringan Penunjang (Mekanik)
Coba perhatikan pohon berbatang besar dan tinggi yang ada di sekitar lingkungan Anda! Misalnya, pohon jambu air, mangga, nangka, dan sebagainya. Walaupun ada angin menerpa, batang pohon tersebut tetap berdiri tegak. Pada saat musim kemarau, pohon-pohon itu masih bisa berdiri tegak dan kuat walaupun saat itu kandungan air berkurang. Mengapa bisa demikian? Itu disebabkan pada tumbuhan tersebut terdapat jaringan mekanik.
Jaringan mekanik berfungsi untuk kekuatan
pada tumbuhan tingkat tinggi. Pada tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar
dan tinggi, pengaruh kekurangan kandungan air pada sel-selnya dapat diatasi
dengan adanya jaringan mekanik ini, sehingga tumbuhan tetap tegak tanpa
mengalami kelayuan, bahkan pada pohon yang berbatang kecil pun walaupun kekurangan
air dan diterpa angin akan tetap kokoh berdiri dan tidak layu karena adanya
jaringan mekanik ini. Pada tumbuhan tingkat rendah yang belum terdapat jaringan
mekanik, maka sebagai penguat tubuhnya adalah tekanan turgor atau tekanan
dinding selnya.
Sesuai dengan fungsinya sebagai penguat tubuh
tumbuhan, maka jaringan mekanik ini memiliki dinding sel yang tebal, mengandung
lignin, dan zat-zat lainnya yang memberi sifat keras pada dinding sel.
Jaringan mekanik dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
1) Kolenkim
Untuk memahami struktur kolenkim, Anda masih bisa menggunakan preparat pada Kegiatan Kelompok 1. Coba tentukan letak jaringan kolenkim tersebut! Bagaimana bentuk dan susunan selnya? Identifikasikan ciri-cirinya dan gambarlah struktur sel kolenkim tersebut! Bandingkan dengan Gambar 2.9 Contoh dari penampang melintang dan membujur tumbuhan Solanum tuberasum.
Jaringan kolenkim terjadi dari prokambium. Jaringan ini terdapat pada organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Keadaan selnya tidak memiliki lignin dan tersusun atas satu macam sel yang mengandung kloroplas, sehingga kolenkim bisa berfungsi untuk fotosintesis. Bila sel ini dilihat dengan mikroskop, terlihat bahwa dinding selnya jernih, putih, mengkilat.
Jaringan kolenkim terdapat pada organ tumbuhan,
terutama pada golongan dikotil yaitu pada bagian daun, batang, dan bunga.
Jarang terdapat pada bagian akar yang berada dalam tanah. Hanya kadang-kadang
tumbuhan yang akarnya menjulang di atas tanah didapati jaringan kolenkim. Pada
beberapa golongan tumbuhan monokotil, jaringan kolenkim tidak terdapat pada
jaringan batang maupun daunnya, hal ini disebabkan karena yang berkembang lebih
dahulu adalah jaringan mekanik yang berupa jaringan sklerenkim. Letak jaringan
yaitu pada jaringan perifer, tepat di bawah epidermis daun dan batang.
Bentuk sel kolenkim ada yang panjang dan pendek.
Sel yang pendek berbentuk seperti prisma, sedangkan yang panjang bentuknya
hampir mirip dengan serat-serat dengan ukuran ± 2 mm. Dinding sel kolenkim
mengalami penebalan-penebalan setempat berupa zat pektin.
Berdasarkan letak penebalannya, kolenkim dibedakan menjadi empat.
Berdasarkan letak penebalannya, kolenkim dibedakan menjadi empat.
Tabel 2.1 Macam-Macam Kolenkim
No
|
Macam Kolenkim
|
Keterangan
|
1
|
Kolenkim Sudut(angular).
|
Penebalan berlangsung pada bagian-bagian
sudutnya, dan memanjang mengikuti sumbu sel. Contohnya, pada tangkai daunVitis
sp, Begonia sp, Solanum tuberosum.
|
2
|
Kolenkim Papan(lamellar)
|
Penebalan terjadi pada dinding sel yang
tangensial(Sejajar permukaan organ), sehingga pada irisan melintang terlihat
seoerti papan yang berderet-deret. Contohnya pada kortek batang Sambucus
javanica.
|
3
|
Kolenkim tubular(lakuna).
|
Terdapat pada kolenkim yang mempunyai
ruang-ruang antar sel dan penebalan-penebalannya terjadi pada permukaan ruang-ruang
antar sel tersebut. Contohnya, pada tangkai daunsalvina, malva dan althae.
|
4
|
Kolenkim tipe cincin
|
Pada penampang lintang lumen sel berbentuk
lingkaran. Pada waktu menjelang dewasa telihat bahwa karena pada tipe sudut
penebalan bersambungan pada dinding sel, maka lumen tidak menyudut lagi.
|
Untuk memahami tipe-tipe kolenkim seperti dijelaskan di atas dapat Anda perhatikan Gambar 2.10!
2) Sklerenkim
Gunakan
pula Kegiatan Kelompok 1 untuk mengamati struktur sklerenkim. Coba tentukan
letak sklerenkim! Bagaimana bentuk dan susunan selnya? Perhatikan, apakah
sklerenkim itu merupakan sel hidup atau sel mati! Identifikasi ciri-ciri
sklerenkim tersebut, kemudian gambarlah strukturnya! Bandingkan dengan gambar
sklerenkim yang benar pada Gambar 2.11!
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah.
Sklerenkim tidak mengandung protoplas, sehingga
sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena berlangsung penebalan
sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Jaringan sklerenkim dibedakan
menjadi dua.
a) Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)
Serat-serat sklerenkim terdiri atas
sel-sel yang berukuran panjang ± 2 mm dan samping yang ujungnya runcing.
Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang sudah mati.
Dinding selnya mengalami penebalan dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat sklerenkim pada tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan.
Dinding selnya mengalami penebalan dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat sklerenkim pada tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan.
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk
untaian yang terpisah-pisah atau dalam bentuk lingkaran di dalam korteks dan
floem, dalam kelompok-kelompok yang tersebar dalam xilem dan floem. Pada
Gramineae, serat-serat sklerenkim tersusun dalam suatu sistem berbentuk
lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan epidermis. Untuk lebih jelas,
perhatikan Gambar 2.12.
Ada dua macam jenis serat sklerenkim, yaitu sebagai berikut.
(1)
Serat
di Luar Xilem (Ekstraxilari)
Serat ekstraxilari ada yang
berlignin dan ada pula yang tidak. Serat ini dapat digunakan untuk membuat
tali, karung goni, dan bahan dasar tekstil untuk pakaian.
(2)
Serat
Xilem (Xilari)
Jenis serat ini merupakan
komponen utama kayu karena dindingnya mengandung lignin yang menyebabkan
dindingnya keras dan kaku.
b) Sel-Sel Batu (Sklereid)
Sklereid
terdapat pada bagian tumbuhan, antara lain di dalam korteks, floem, buah, dan
biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang mengandung zat lignin yang
tebal dan keras. Pada beberapa tumbuhan, kadang-kadang ditemukan pula zat
suberin dan kutin. Sel-selnya mempunyai noktah yang sempit dan celahnya bundar,
membentuk saluran yang disebut saluran noktah. Lumen sel sangat sempit karena
adanya penebalan-penebalan dinding sel.
Sklereid mungkin bisa dijumpai dalam bentuk tunggal atau kelompok kecil di antara sel-sel, misalnya butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji atau suatu masa sinambung seperti pada tempurung kelapa yang keras. Untuk memahami struktur sel-sel batu ini, perhatikan Gambar 2.13 berikut ini!
Sklereid mungkin bisa dijumpai dalam bentuk tunggal atau kelompok kecil di antara sel-sel, misalnya butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji atau suatu masa sinambung seperti pada tempurung kelapa yang keras. Untuk memahami struktur sel-sel batu ini, perhatikan Gambar 2.13 berikut ini!
XYLEM AND PHLOEM
Xylem
·
Yang
merupakan karakteristik sel – sel xylem adalah berkas pengangkut dan trakeid
yang memiliki dinding sel tebal mengandung lignin dan merupakan pengangkut air.
·
Trakeid
berbentuk memanjang, serupa dengan serat tapi berdiameter lebih besar.
·
Pada
penampang melintang berkas pengangkut tampak besar dan bulat pada jaringan
xylem.
·
Jado
fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral dari
akar ke bagian daun.
·
Susunan
xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri atas
berbagai bentuk sel.
·
Selain
itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang masih hidup,
tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan membran selnya
yang tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan
penguat.
Unsur-unsur
utama xilem adalah sebagai berikut.
1.
Trakeid
2.
Trakea (Komponen Pembuluh)
3.
Parenkim Xilem
1.
Trakeid
·
Susunan
sel trakeid terdiri atas sel-sel yang sempit, dalam hal ini penebalan-penebalan
pada dindingnya ternyata berlangsung lebih tebal jika dibandingkan dengan yang
telah terjadi pada trakea.
·
Sel-sel
trakeid itu kebanyakan mengalami penebalan sekunder, lumen selnya tidak
mengandung protoplas lagi.
·
Dinding
sel sering bernoktah. Trakeid memiliki dua fungsi, yaitu sebagai unsur penopang
dan penghantar air.
2.
Trakea (Komponen Pembuluh)
Trakea terdiri atas sel-sel silinder yang setelah
dewasa akan mati dan ujungnya saling bersatu membentuk sebuah tabung penghantar
air bersel banyak yang disebut pembuluh.
Dindingnya berlubang-lubang tempat lewat air
dengan bebas dari satu sel ke sel lain sehingga berbentuk suatu tabung yang
strukturnya mirip sebuah talang.
Kekhususan pada trakea antara lain, ukurannya
lebih besar daripada sel-sel trakeid dan membentuk untaian sel-sel longitudinal
yang panjang, penebalan-penebalannya terdiri atas zat lignin yang tipis
dibandingkan trakeid.
3.
Parenkim Xilem
Parenkim xilem biasanya
tersusun dari sel-sel yang masih hidup.
·
Dapat
dijumpai pada xilem primer dan sekunder.
·
Pada
xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim, yaitu parenkim kayu dan parenkim
jari-jari empulur.
·
Parenkim
kayu sel-selya dibentuk oleh sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur trakea yang
sering mengalami penebalan sekunder pada dindingnya.
·
Parenkim
jari-jari empulur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai dua bentuk
dasar, yakni yang bersumbu panjang ke arah radial dan sel-sel bersumbu panjang
ke arah vertikal.
·
Sel-sel
parenkim xilem berfungsi sebagai tempat cadangan makanan berupa zat tepung. Zat
tepung biasanya tertimbun sampai pada saat-saat giatnya pertumbuhan kemudian
berkurang bersamaan dengan kegiatan kambium.
Floem
·
Floem
berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil
fotosintesis dari bagian-bagian lain yang ada di bawahnya.
·
Floem
mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas
beberapa macam bentuk sel dan di antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap
hidup atau aktif dan sel-sel yang telah mati.
·
Sel
yang menyusun floem antara lain sel tapis, sel penyerta, sel serabut, kulit
kayu, dan sel parenkim kulit kayu.
·
Pada
kegiatan mencangkok, bagian ini harus dikelupas habis.
·
Mengapa
demikian?
·
Hal ini
dilakukan supaya zat-zat makanan tertimbun pada bagian tersebut sehingga dapat
terbentuk akar-akar pada media cangkoknya.
Struktur
floem
Floem
terdiri atas unsur-unsur berikut.
1.
Unsur-Unsur Tapis
2.
Sel Pengantar / Sel pengiring
3.
Sel Albumin
4.
Parenkim Floem
5.
Serat-Serat Floem
1)
Unsur-Unsur Tapis
Unsur-unsur
tapis memiliki ciri-ciri, yaitu adanya daerah tipis di dinding dan intinya
hilang dari protoplas. Daerah tapis merupakan daerah noktah yang termodifikasi
dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori
tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang berdampingan.
Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang
tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral banyak mengandung
daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu tapis, dinding ujungnya saling
berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk
deretan sel-sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.
2) Sel
Pengantar
Sel pengantar merupakan sel
muda yang bersifat meristematis. Sel-sel pengantar di duga mempunyai peran
dalam keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
3) Sel Albumin
Sel albumin terdapat pada
tanaman Conifer, yang merupakan sel-sel empulur dan parenkim floem, mengandung
banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel tapis. Diduga sel-sel
albumin mempunyai fungsi serupa dengan sel pengantar.
4) Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan
sel-sel hidup yang berfungsi untuk menyimpan zat-zat tepung, lemak, dan zat
organik lainnya dan juga merupakan tempat akumulasi beberapa zat seperti zat
tannin dan resin.
5) Serat-Serat Floem
Serat-serat floem merupakan
sel-sel jaringan yang telah mengayu. Di dalam berkas pengangkut, unsur-unsur
xilem dan floem selalu terdapat berdampingan atau salah satu di antaranya terletak
mengelilingi unsur lain.
Kenyataan di alam menunjukkan
bahwa floem selalu terdapat berpasangan dengan xilem untuk membentuk berkas
pengangkut pada tumbuhan. Dalam pengamatan di bawah mikroskop, berkas
pengangkut dapat dengan mudah dibedakan dengan jaringan parenkim di sekitarnya
karena relatif kecil dan tanpa ruang antarsel. Hanya trakea yang sel-selnya
lebih besar dibandingkan sel-sel di sekitarnya.
Unsur penyusun pembuluh floem
terdiri atas dua bentuk, yaitu
1.
sel
tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang
2.
buluh
tapis (sieve tubes) yang serupa pipa.
·
Dengan
bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta
hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Tipe-tipe berkas pengankut
Berdasarkan posisi xylem dan floem dibedakan atas
:
1.
Tipe
kolateral
2.
Tipe
konsentrisanaman dikotil
3.
Tipe
radial
Tipe kolateral
·
Kolateral
terbuka, jika diantara xylem dan floem terdapat cambium pada anggota yanaman
dkotil
·
Kolateral
tertutup, jikaq antara xylem dan floem tidak dijumpai kambium pada tanaman
monokotil
Tipe
konsentris
·
Konsentris
amfikibral, apabila xylem berada ditengah dan floem mengelilingi xylem
·
Konsentris
amfivasal, apabila floem ada ditengah dan xylem mengelilingi floem
Tipe radial
·
Tipe radial,
xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran
Tabel 1. Jaringan Penyusun Daun Dikotil Beserta Letak, Fungsi,
dan Ciri-Cirinya
No
|
Jaringan
|
Letak
|
Fungsi
|
Ciri - Ciri
|
a)
|
Epidermis
|
Menyusun lapisan
permukaan
atas dan bawah daun. |
– Melindungi lapisan
sel di
bagian dalam dari kekeringan. – Menjaga bentuk daun agar tetap. |
Terdiri dari satu
lapis sel kecuali
tanaman Ficus (tanaman karet). |
b)
|
Kutikula
|
Melapisi permukaan
atas dan bawah daun. |
Zat kutin pada
kutikula
mencegah penguapan air melalui permukaan daun. |
Penebalan dari zat
kutin.
|
c)
|
Stomata |
Melapisi permukaan
atas dan bawah daun |
– Sebagai jalan
masuk dan
keluarnya udara. – Sel penjaga sebagai pengatur membuka dan menutupnya stomata. |
Mulut daun pada
epidermis
dengan dua sel penutup |
d)
|
Rambut dan
kelenjar |
Permukaan atas dan
bawah daun. |
Alat pengeluaran.
|
Alat tambahan pada
epidermis
|
e)
|
Mesofil
|
Di antara lapisan
epidermis
atas dan bawah. |
Tempat
berlangsungnya
fotosintesis. |
– Terdiri dari sel
parenkim,
banyak ruang antarsel. – Kebanyakan berdiferensiasi
menjadi palisade
(jaringan
tiang) dan spons
(jaringan
bunga karang). – Sel-sel jaringan tiang berbentuk silinder, tersusun rapat, dan mengandung klorofil. – Sel-sel jaringan bunga karang bentuknya tidak teratur, bercabang- cabang dan berisi kloroplas, susunannya renggang. |
f)
|
Urat daun
|
Pada helai daun.
|
Transportasi zat.
|
Menyirip atau
menjari.
|
Tabel 2. Jaringan Penyusun Daun Monokotil Beserta Letak, Fungsi,
dan Ciri-Cirinya
No
|
Jaringan
|
Letak
|
Fungsi
|
Ciri - Ciri
|
a)
|
Epidermis
dan kutikula |
Lapisan permukaan
atas
dan bawah daun. |
– Melindungi lapisan
sel di
bagian dalam dari kekeringan. – Mencegah penguapan air melalui permukaan daun. |
Terdiri dari satu
sel dengan penebalan
dari zat kutin. |
b)
|
Stomata
|
Berderet di antara
urat
daun. |
Sebagai jalan masuk
dan
keluarnya udara. |
Mulut daun dengan
dua sel penutup.
|
c)
|
Mesofil
|
Pada cekungan di
antara urat daun. |
Membuat zat makanan
melalui
fotosintesis. |
Tidak mengalami
diferensiasi, bentuknya
seragam kecuali mesofil berkas pengangkut lebih besar, kloroplasnya lebih sedikit, dindingnya lebih tebal. |
d)
|
Urat daun
|
Pada helai daun.
|
Transportasi zat.
|
Sejajar.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar