Daun (leaf)
Tumbuhan memliki daun. daun merupakan bagian tumbuhan yang timbuh
dari batang. daun umumny berbentuk tipis dan berwarna hijau. Warna hijau
tersebut disebabkan adanya klorofil pada daun. Namun, ada juga daun yang
berwarna kuning, merah atau ungu.
Berdasarkan struktur daunnya, morfologi daun dibedakan menjadi:
1.
Bentuk
daun berdasarkan tepi daun (rata, bergerigi)
2.
Daun
berdasarkan jumlah anak daun dalam satu tangkai
3.
Daun
berdasarkan tulang daun
Struktur Daun dan
Fungsinya
Bagian-bagian daun lengkap terdiri atas
tulang daun, helai daun, tangkai daun, dan pelepah daun. Contoh daun yang
memiliki bagian-bagian lengkap, antara lain daun pisang dan daun bambu. Di
alam, kebanyakan tumbuhan memiliki daun yang tidak lengkap. Misalnya, ada daun
yang hanya terdiri atas tangkai dan helai daun saja, contohnya daun mangga; ada
pula daun yang hanya terdiri atas pelepah dan helai daun saja, contohnya daun
padi dan jagung.
Selain itu, daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari pangkal ke ujung daun secara sejajar. Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan kecil dan membentuk susunan seperti jaring atau jala.
Selain itu, daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari pangkal ke ujung daun secara sejajar. Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan kecil dan membentuk susunan seperti jaring atau jala.
Berdasarkan susunan tulang daunnya, daun
dibedakan menjadi;
Bentuk tulang daun juga bermacam-macam,
antara lain, menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar.
Tulang daun
jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan, tersusun rapi mulai dari
tangkai daun hingga ujung dari helai daun. Contoh tumbuhan yang memiliki jenis
tulang seperti ini adalah tulang daun jambu, mangga, dan rambutan.
Tulang
daun Melengkung.
Tulang
daun melengkung berbentuk seperti garis-garis melengkung. Tulang daun jenis ini
dapat kita temukan pada berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Misalnya,
tulang daun sirih, gadung, dan genjer.
Tulang
daun Menjari.
Tanaman ini
mempunyai satu tulang daun yang besar dan bentuknya seperti jari-jari tangan
manusia. Misalnya, tulang daun pepaya, jarak, daun singkong, dan kapas.
Tulang
daun Sejajar.
Tulang daun
sejajar berbentuk seperti garis-garis sejajar, mulai dari pangkal daun hingga
ujung daun. Tiap-tiap ujung tulang daun menyatu. Biasanya bentuk daunnya
panjang-panjang. Misalnya, tulang daun tebu, padi, jagung,
alang-alang dan semua jenis rumput-rumputan.
Fungsi Daun
Bagi
tumbuhan, daun memiliki beberapa kegunaan. Misalnya, sebagai tempat pembuatan
makanan, pernapasan, penguapan dan alat perkembang-biakan vegetatif.
Daun berguna
sebagai dapur tumbuhan. Di dalam daun terjadi proses pembuatan makanan
(pemasakan makanan). Makanan ini digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses
hidupnya dan jika lebih disimpan.
Di permukaan
daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata inilah,
pertukaran gas terjadi. Daun mengambil karbondioksida dari udara dan
melepas oksigen ke udara. Proses inilah yang menyebabkan kamu merasa
nyaman saat berada di bawah pohon pada siang hari.
Tidak semua air yang diserap akar
dipakai oleh tumbuhan. Kelebihan air ini jika tidak dibuang dapat menyebabkan
tumbuhan menjadi busuk dan mati. Sebagian air yang tidak digunakan dibuang
melalui mulut daun, dalam bentuk uap air. Pada malam hari, kelebihan air
dikeluarkan melalui sel-sel pucuk daun. Proses ini disebut gutasi.
4.
Alat
Perkembangbiakan Vegatatif
Bagi manusia, daun dapat digunakan
sebagai bahan makanan, contohnya daun pepaya dan singkong; obat-obatan,
contohnya daun jeruk dan jambu biji; rempah-rempah, contohnya daun salam jeruk.
Pernahkah kamu diobati dengan menggunakan daun? Daun apakah yang dipakai?
Daun
juga mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Bentuk daun dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
· Bentuk
bulat atau bundar : teratai besar.
· Bentuk
perisai : daun jarak.
· Bentuk
jorong : daun nangka dan nyamplungan.
· Bentuk
memanjang : daun sirkaya dan sirsak.
· Bentuk
lanset : daun kamboja.
Daun secara lengkap terdiri dari pelepah
daun atau upih daun (vagina), tangkai daundan helai daun.
Pada helai daun terdapat urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan
dari jaringan penyusun batang yang berfungsi menyalurkan hara atau produk
fotosintesis.
Daun
berdasarkan jumlah anak daun dalam 1 tangkai
Daun
tunggal
Daun
tunggal adalah daun yang memiliki satu helai daun di setiap tangkainya.Bagian dari batang yang menjadi
tempat duduknya daun disebut nodus, dan sudut atas antara daun dan batang disebut
ketiak daun.
Daun tunggal dapat mempunyai bagian-bagian daun yang berbeda
antara golongan tumbuhan satu dengan yang lain. Daun yang mempunyai bagian
pelepah atau upih daun(Vagina), tangkai daun (petiolus) dan
helaian daun (lamina) disebut daun lengkap. Sedangkan daun yang tidak
lengkap adalah daun yang hanya mempunyai sebagian dari daun lengkap.
Yang termasuk Daun yang tidak lengkap:
Yang termasuk Daun yang tidak lengkap:
1.
Daun
bertingkai, adalah daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian daun.
2.
Daun
duduk, adalah daun yang hanya terdiri dari helaian daun saja.
3.
Daun
berupih, adalah daun yang hanya mempunyai upih daun dan helaian daun. contohnya
: daun rumput-rumputan
4.
Daun
yang terdiri dari tangkai saja, biasanya daun yang seperti ini melebar
menyerupai helaian daun dan disebut phyllodia. contohnya: daun Oxalis
bupleurifolis
Daun Majemuk
(Folium Coposiyum)
Daun
majemuk adalah daun yang memiliki beberapa
helai daun di setiap tangkainya.
yaitu jika pada tumbuhan tersebut, tangkainya
terlihat bercabang cabang , dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian
daunnya.
Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun
tunggal, yang torehnya sedemikian dalamnya, sehingga bagian daun diantara
toreh-toreh itu terpisah satu sama lain, dan masing-masing merupakan suatu
helaian kecil yang tersendiri.
Bagian-bagian daun majemuk dapat dibedakan sebagai berikut :
Bagian-bagian daun majemuk dapat dibedakan sebagai berikut :
Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun majemuk
yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing
disebut anak daun (foliolum). Ibu tangkai daun ini dapat dipandang sebagai
penjelmaan tangkai daun tunggal, ditambah dengan ibu tulangnya, oleh sebab itu
kuncup ketiak pada tumbuhan yang mempunyai daun majemuk, letaknya juga diatas
pangkal ibu tangkai pada batang.
Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai
yang mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan pangkal
suatu tulang cabang pada daun tunggal. Oleh sebab itu, di dalam ketiaknya tidak
pernah diketemukan sebuah kuncup.
Anak daun (foliolum). Bagian ini sesungguhnya adalah bagian
helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh, menjadi terpisah-pisah. Anak
daun pada suatu daun majemuk lazimnya mempunyai tangkai yang pendek atau hampir
duduk pada ibu tangkai, misalnya pada daun selderi (Apium graveolens L.).
Adakalanya anak daun mempunyai tangkai yang cukup panjang dan jelas kelihatan,
misalnya pada daun mangkokan (Nothoponax scutellarium Merr).
Karena daun majemauk dapat dipandang berasal dari daun tunggal,
pada daun majemuk dapat pula kita temukan bagian-bagian lain, seperti pada daun
tunggal, misalnya : Upih Daun (vagina), yaitu bagian dibawah ibu
tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang, seperti dapat kita lihat
pada daun pinang (Area catechu L).
Sama halnya dengan daun tunggal, pada pangkal ibu tangkai daun
mejemuk atau di dekat pangkal ibu tangkai itu, dapat pula ditemukan sepasang
daun penumpu, seperti misalnyapada daun mawar (Rosa sp.), yang berupa dua daun
kecil melekat pada daun kiri pangkal ibu tangkai daun , dan pada daun
kacang kapri (pisum sativum L.), yang disini merupakan sepasang daun yang
lebar dan ikut serta menunaikan tugas daun sebagai alat untuk berasimilasi.
pada daun majemuk, semua anak daun terjadi
bersama-sama dan biasanya gugur juga bersama-sama pula, sedangkan cabang dengan
daun-daun tunggal mempunyai daun yang tak sama umur maupun besarnya, dan tentu
saja daun-daun tadi, tidak runtuh bersama-sama pula.
seperti halnya pada daun tunggal, pertumbuhan daun majemuk, juga
terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai
kuncup. Suatu cabang, biasanya selalu bertambah panjang dan mempunyai sebuah
kuncup diujungnya.
pada daun majemuk tidak terdapat kuncup dalam ketiak anak daun,
sedang pada suatu cabang, biasanya dalam ketiak daunnya terdapat satu atau
mungkin lebih dari satu kuncup.
Meskipun demikian, selalu ada hal-hal yang jika kurang saksama
pemeriksaannya, dapat menyesatkan, seperti misalnya pada pohon cerme
(Phyllanthus acidus Skeels)dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.).
Kedua pohon ini mempunyai daun majemuk, tetapi daun majemuk ini sampai agak
lama, masih memperlihatkan pertumbuhan memanjang, sehingga anak daunnya mempunyai
umur yang berbeda. Sering terlihat anak daun pada pangkal ibu tangkai
sudah runtuh, sedang pada ujungnya masih ada anak daun yang kelihatan segar
(masih hijau).
Pada tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) dan kartu (Sauropus androgynus Merr.) terdapat cabang-cabang dengan daun tunggal yang berseling, yang tumbuh mendatar dari batang pokok, dan terbatas pertumbuhannya atau (tidak bertambah panjang lagi). Cabang-cabang berdaun ini sering dianggap sebagai daun majemuk, tetapi ternyata salah karena dari ketiak-ketiaknya, pada waktu-waktu tertentu, akan tampak keluar bunga yang kemudian jadi buah pula. Jika itu daun majemuk, tidak mungkin akan ditemukan bunga atau buah.
Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
1.
Daun majemuk menyirip (pinnatus)
2.
Daun
majemuk menjari (palmatus),
3.
Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
4.
Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
Daun majemuk menyirip
(pinnatus)
Daun majemuk menyirip ialah daun majemuk yang anak daunnya terdapat dikanan kiri ibu tangkai daun. Jadi tersusun seperti sirip pada ikan. Daun majemuk menyirip dapat dibedakan lagi menjadi beberapa macam :
Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus).
Tanpa penyelidikan yang teliti, daun ini tentu akan disebut sebagai daun
tunggal, tetapi di sini tangkai daun memperlihatkan suatu
persendian (articulatio), jadi helaian daun tidak langsung terdapat pada
ibu tangkai.
Sesungguhnya pada daun ini, juga terdapat lebih dari satu helaian daun, hanya saja yang lain-lainnya telah tereduksi, sehingga tinggal satu anak daun saja. Daun yang demikian ini biasanya kita dapati pada berbagai jenis pohon jeruk, seperti jeruk besar (citrus maximo Merr.) jeruk nipis (citrus aorantifolia Sw.), dan lain-lain.
Sesungguhnya pada daun ini, juga terdapat lebih dari satu helaian daun, hanya saja yang lain-lainnya telah tereduksi, sehingga tinggal satu anak daun saja. Daun yang demikian ini biasanya kita dapati pada berbagai jenis pohon jeruk, seperti jeruk besar (citrus maximo Merr.) jeruk nipis (citrus aorantifolia Sw.), dan lain-lain.
Daun majemuk menyirip genap (abrupte
pinnatus). Biasanya disini terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan
dikanan kiri ibu tulang, oleh sebab itu jumlah anak daunnya biasanya lalu
menjadi genap.
Akan tetapi, mengingat pada suatu daun
majemuk menyirip, anak-anak daun tidak selalu berpasang-pasangan, maka untuk
menentukan apakah suatu daun majemuk menyirip genap atau tidak, orang tidak
lagi menghitung jumlah anak daun, tetapi melihat kepada ujung ibu
tangkainya.
Jika ujung ibu tangkai terputus, artinya pada ujung ibu tangkai tidak terdapat suatu anak daun, sehingga ujung ibu tangkai bebas. Atau kadang-kadang tertutup oleh suatu pucuk kecil yang mudah runtuh, maka hal itu berarti bahwa daun yang menyirip genap.
Dengan keterangan ini jelaslah, bahwa satu daun majemuk menyirip genap mungkin mempunyai jumlah anak daun yang gasal. Daun majemu menyirip genap antara lain terdapat pada pohon asam (tamarindus indica L.) yang anak daunnya berpasang-pasangan, jadi jumlah anak daun benar-benar genap.
Jika ujung ibu tangkai terputus, artinya pada ujung ibu tangkai tidak terdapat suatu anak daun, sehingga ujung ibu tangkai bebas. Atau kadang-kadang tertutup oleh suatu pucuk kecil yang mudah runtuh, maka hal itu berarti bahwa daun yang menyirip genap.
Dengan keterangan ini jelaslah, bahwa satu daun majemuk menyirip genap mungkin mempunyai jumlah anak daun yang gasal. Daun majemu menyirip genap antara lain terdapat pada pohon asam (tamarindus indica L.) yang anak daunnya berpasang-pasangan, jadi jumlah anak daun benar-benar genap.
Daun majemuk menyirip genap, tetapi jumlah anak daunnya gasal
dapat kita jumpai misalnya pada pohon leci (litcichinensis
sonn.) dan kepulasan (Nepphelium mutabile B.)
Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus), disini yang menjadi
pedoman ialah ada atau tidaknya satu anak daun yang menutup ujung ibu
tangkainya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati bilangan yang
benar-benar gasal, jika anak daun berpasangan, sedang diujung ibu tangkai,
terdapat anak daun yang tersendiri (biasanya anak daun ini lebih besar daripada
yang lainnya ), seperti dapat dilihat pada daun pacar Cina (Aglaia odorata
Lour) dan mawar (Rosa sp.).
Sebagai kebalikan daun majemuk menyirip genap yang dapat mempunyai
jumlah anak daun yang gasal. Daun majemuk menyirip gasal dapat pula mempunyai
jumlah anak daun yang genap. Seperti sering kita temukan pada pohon pacar
Cina tersebut diatas.
Selain dari itu, daun majemuk
menyirip dapat pula dibedakan menurut duduknya anak-anak daun pada ibu tangkai,
dan juga menurut besar kecilnya anak-anak daun yang terdapat pada satu ibu
tangkai.
Daun Majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan,
yaitu jika duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan.
Menyirip berseling, jika anak daun pada ibu tangkai duduknya
berseling.
Menyirip berselang seling (interrupte pinnatus), yaitu jika
anak-anak daun pada ibu tangkai berselang-seling pasangan anak daun yang lebar
dengan pasangan anak daun yang sempit, misalnya pada anak daun tomat (solanum
lycopersicum L.)
Daun Majemuk Ganda
Pada daun majemuk dapat pula terlihat, bahwa anak daun tidak
langsung duduk pada ibu tangkainya, melainkan pada cabang ibu tangkai tadi.
Dalam hal demikian, dan majemuk lalu dinamakan daun majemuk
rangkap atau daun majemuk ganda. Biasanya hanya daun majemuk menyiriplah
yang dapat mempunyai sifat demikian, oleh sebab itu pula kalau ada daun majemuk
ganda, maka biasanya adalah daun majemuk yang menyirip.
Daun majemuk menyirip
ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun pada cabang tingkat beberapa dari
ibu tangkainya. Dengan demikian daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan
dalam :
1.
majemuk
menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun duduk pada cabang tingkat satu
ibu tangkai,
2.
majemuk
menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak – anak daun duduk pada cabang
tingkat dua dari ibu tangkai, majemuk menyirip ganda empat, dst
pada umumnya jarang dapat ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga.
pada umumnya jarang dapat ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga.
Daun menyirip ganda dibedakan
lagi dalam :
1.
Daun
menyirip ganda sempurna , yaitu jika tidak ada satu anak daunpun yang duduk
pada ibu tangkai.
2. Daun menyirip ganda tidak
sempurna, jika masih ada anak daun yang duduk langsung pada ibu
tangkainya.
Yang
menyirip ganda tidak sempurna biasanya hanyalah daun majemuk yang menyirip
gasal saja, sedangkan daun menyirip ganda sempurna, biasanya menyirip genap.
Berikut diberikan beberapa contoh daun yang menyirip ganda :
Berikut diberikan beberapa contoh daun yang menyirip ganda :
a. daun majemuk menyirip genap
dua dengan sempurna, misalnya daun kembang merak (Caesalpina pulcherrima Sw.)
dan daun lamtoro (leucaena glauca Benth)
b. daun majemuk menyirip gasal ganda dua daun tidak sempurna,
misalnya daun kirinyu (Sambucus javanica Bl.)
c. daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna,
misalnya daun kelor (Moringa oleifera lamk)
Daun majemuk menjari (palmatus
atau digitatus)
Daun majemuk menjari ialah daun
majemuk yang semua anak daunnya tersusun memencar pada ujung ibu tangkai
seperti letaknya jari-jari pada tangan.
Mengenai daun majemuk menjari ini tidak ada hal-hal yang begitu
rumit seperti pada daun majemuk yang menyirip.
Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat
dibedakan seperti berikut :
Beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat
dua anak daun, misalnya daun nam-nam (cynometra caulifora L.)
Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat
tiga anak daun, misalnya pada pohon para (heveabrasiliensis Mueli)
Catatan daun majemuk yang beranak daun tiga, dapat pula kita
jumpai pada daun majemuk yang menyirip, misalnya pada kacang panjang (Vigna
sinensis Endl). Untuk membedakan apakah majemuknya menyirip atau menjari, harus
diteliti benar mengenai titik pertemuan ketiga tangkai anak daunnya. Jika semua
bertemu pada satu titik (ujung ibu tangkai), berarti menjari, jika tidak,
menyirip. (Bandingkanlah dengan saksama daun para dengan daun kacang panjang)
Beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai
terdapat lima anak daun, misalnya daun maman (Gynandropsis pentandra
Gaertn).
Jika daun majemuk menjari mempunyai tujuh anak daun atau lebih,
maka dapat dikatakan saja beranak daun banyak (Polyfoliolatus), tidak usah
lagi dihitung jumlah anak daun yang tepat, seperti misalnya pada daun
randu (Ceiba pentandra Gaerthn).
Seperti halnya dengan daun majemuk menyirip, yang menyiripnya
dapat bersifat ganda, maka pada daun majemuk menjari, juga dapat bersifat
ganda, misalnya :
pada daun majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus). Contoh :Aegopodium dan Aquilegia vulgaris.
pada daun majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus). Contoh :Aegopodium dan Aquilegia vulgaris.
Daun majemuk bangun kaki
(Pedatus)
Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari,
tetapi dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai,
melainkan pada tangkai anak daun yang disampingnya, seperti terdapat pada Arisaema
filiforme (Araceae).
Daun majemuk campuran
Daun majemuk campuran adalah suatu
daun majemuk ganda yang mempunyai cabang – cabang. Pada ibu tangkai, terdapat
anak-anak daun yang tersusun menyirip. Contoh daun
majemuk campuran adalah daun sikejut (Mimosa pudica L.)
Tetapi, jika diteliti benar, ternyata daun sikejut bukanlah
merupakan daun majemuk campuran sejati, tetapi adalah daun majemuk menyirip
genap atau ganda dua yang sempurna. Hanya saja pada daun ini, letak kedua
pasang cabang ibu tangkainya, sedemikian dekat satu sama lain, hingga
seakan–akan terdapat empat cabang tangkai pada ujung ibu tangkai daunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar